Mamalia termasuk hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan. Hewan mamalia (hewan yang menyusui) seperti kucing, kelinci, sapi, kera, dan lain - lain sepertinya sudah banyak diketahui. Tetapi bagaimana dengan mamalia yang bertelur atau vivipar? Ya, mamalia yang bertelur memang ada. Hewan itu ialah 'Platipus'. Platipus merupakan mamalia yang bertelur. Padahal hewan bertelur itu cenderung berjenis unggas, ataupun reptil.
Platipus merupakan hewan semi-akuatik, dia sering bermain - main di daerah perairan, tetapi tak jarang pula mereka pergi ke daratan. Platypus banyak ditemui di bahian timur menua manusia. Walaupun platypus bertelur tetapi dia tak melupakan kewajibanya sebagai mamalia atau hewan yang menyusui. Setelah bertelur, platypus akan langsung menyimpan telurnya di kantung yang terletak di dekat dadanya dampai telur tersebut menetas dan selama pertumbuhan anak platypus akan selalu berada di kantung induknya, sambil indulnya menyusui si anak platypus.
Platypus sering dikenal dengan sebutan duck-billed platypus, karena paruhnya yang menyerupai bebek tetapi agak sedikit lebar. Hewan ini termasuk hewan yang aneh dalam kingdom animalia, mungkin karena keanehan bentuknya, berparuh seperti bebek, serta memiliki kaki empat yang berselaput.
Selain platypus ada juga echidna / ekidna. Ekidna merupakan satu - satunya hewan dari ordo monotremata yang masih bisa bertahan jidup selain Platypus. Jika dilihat sekilas, ia akan nampak seperti landak. Tubuhnya menyerupai platypus, namun echidna memiliki moncong yang panjang serta runcing yang digunakannya sebagai mulut sekaligus hidungnya. Ekidna memiliki kaki yang prndek juga kuat dengan kuku yang besar, tak heran mereka juga disebut sebagai penggali yang sangat handal. Ekidna makan dengan cara membuka batang kayu ataupun sarang semut lalu menyedotnya menggunakan lidahnya yang panjang serta lengket, sama halnya seperti pemakan semut.
Ekidna dibedakan menjadi du genera, genus Zeglossus dan genus Tachyglossus. Genus zeglossus terdiri dari 3 spesies yang masih hidup, yaitu : Zaglossus Bruijini, Zaglossus attenborough, dan Zaglossus Bartoni. Serta 2 yang telah punah, yaitu : Zaglossus Rubustus, dan Zaglossus Hacketti. Adapun dari Genus Tachyglossus yang masih hidup dan dapat ditemukan di bagian tenggara pulau Papua sampai Australia yaitu Ekidna moncong pendek atau Tachyglossus Aculeatus yang memiliki ukuran tubih yang lebih kecil dari genus Zaglossus dan memiliki bulu yang lebih panjang.
Ternyata banyak sekali fauna atau hewan yang tersebar di berbagai belahan dunia. Dengan keunikanya masing - masing dan menjadi daya tarik tersendiri. Seperti halnya Platypus dan Ekidna, yang merupakan mamalia / hewan yang menyusui tetapi berkembang biak dengan cara bertelur. Terutama ekidna yang juga menjadi hewan endemik pulau Papua dan Sekitarnya yang patut dilestarikan serta dijaga.
Platipus merupakan hewan semi-akuatik, dia sering bermain - main di daerah perairan, tetapi tak jarang pula mereka pergi ke daratan. Platypus banyak ditemui di bahian timur menua manusia. Walaupun platypus bertelur tetapi dia tak melupakan kewajibanya sebagai mamalia atau hewan yang menyusui. Setelah bertelur, platypus akan langsung menyimpan telurnya di kantung yang terletak di dekat dadanya dampai telur tersebut menetas dan selama pertumbuhan anak platypus akan selalu berada di kantung induknya, sambil indulnya menyusui si anak platypus.
Platypus sering dikenal dengan sebutan duck-billed platypus, karena paruhnya yang menyerupai bebek tetapi agak sedikit lebar. Hewan ini termasuk hewan yang aneh dalam kingdom animalia, mungkin karena keanehan bentuknya, berparuh seperti bebek, serta memiliki kaki empat yang berselaput.
Selain platypus ada juga echidna / ekidna. Ekidna merupakan satu - satunya hewan dari ordo monotremata yang masih bisa bertahan jidup selain Platypus. Jika dilihat sekilas, ia akan nampak seperti landak. Tubuhnya menyerupai platypus, namun echidna memiliki moncong yang panjang serta runcing yang digunakannya sebagai mulut sekaligus hidungnya. Ekidna memiliki kaki yang prndek juga kuat dengan kuku yang besar, tak heran mereka juga disebut sebagai penggali yang sangat handal. Ekidna makan dengan cara membuka batang kayu ataupun sarang semut lalu menyedotnya menggunakan lidahnya yang panjang serta lengket, sama halnya seperti pemakan semut.
Ekidna dibedakan menjadi du genera, genus Zeglossus dan genus Tachyglossus. Genus zeglossus terdiri dari 3 spesies yang masih hidup, yaitu : Zaglossus Bruijini, Zaglossus attenborough, dan Zaglossus Bartoni. Serta 2 yang telah punah, yaitu : Zaglossus Rubustus, dan Zaglossus Hacketti. Adapun dari Genus Tachyglossus yang masih hidup dan dapat ditemukan di bagian tenggara pulau Papua sampai Australia yaitu Ekidna moncong pendek atau Tachyglossus Aculeatus yang memiliki ukuran tubih yang lebih kecil dari genus Zaglossus dan memiliki bulu yang lebih panjang.
Ternyata banyak sekali fauna atau hewan yang tersebar di berbagai belahan dunia. Dengan keunikanya masing - masing dan menjadi daya tarik tersendiri. Seperti halnya Platypus dan Ekidna, yang merupakan mamalia / hewan yang menyusui tetapi berkembang biak dengan cara bertelur. Terutama ekidna yang juga menjadi hewan endemik pulau Papua dan Sekitarnya yang patut dilestarikan serta dijaga.
Sumber
No comments:
Post a Comment